Muh Isfhani Ghiyath: Jangan Pernah Puas Dengan Apa Yang Telah Dicapai

Written by  Tika Ayati Mahasiswi STT-NF


Muh Isfhani Ghiath, teman-teman biasa memanggil isfa atau ippang. Lahir di Sungguminasa 28 Juni 1997 dan dibesarkan di gowa, tepatnya di bontoramba, Sulawesi selatan. Dibesarkan dari keluarga sunda-makassar, ayah asli dari jeneponto, sedangkan ibu asli dari Jakarta-bogor.
Setelah menyelesaikan pendidikan SMP di SMPN 1 Sungguminasa, isfa mencoba untuk merantau di pinggiran ibu kota Jakarta, Depok. Lulus dari jenjang SMP, isfa menempuh pendidikan selanjutnya di sekolah kejuruan SMK Al Muhajirin jurusan teknik komputer jaringan. Setelah menyelesaikan sekolah kejuruan, Isfa meneruskan pendidikan ke jenjang perkuliahan di STT Terpadu Nurul Fikri jurusan Teknik Informatika.
Kehidupan di dunia perkuliahan membuat dirinya termotivasi untuk terus mengasah kemampuan dan pengetahuan. Giat dan rajin mengikuti beberapa komunitas di Indonesia untuk menambah pengalaman dan eksplorasi, antara lain aBraincode Indonesia, lead community di Google Developer Student Clubs di Kampus, lalu contributor di GDG Devs Group (Chapter Depok dan Jakarta), Jakarta JS, React Native ID, Kotlin Indonesia, CodeAndroid Indonesia, FOSS Indonesia, dan ADB Bandung.
Berteman dan Berkumpul dengan para pegiat komunitas membuat dirinya bersemangat untuk mencoba membangun company sendiri pada bidang software house yang berlokasi di Depok, Jawa Barat. Tidak hanya software houses, dirinya juga aktif dalam research and development tentang fintech dan blockchain di perusahaan Singapore, Frypto Ltd. Selain itu isfa juga dipercaya untuk menjadi lead technology (CTO) di Halalin.asia, sebuah marketplace islam pertama di Indonesia. Tidak hanya itu saja, ternyata Isfa mendapatkan kesempatan dari google India sebagai campaign lead pada program Google Crowdsource di Indonesia.
Hal yang sangat disukai Isfa dari dunia koding adalah kebebasan. Kebebasan sendiri memiliki makna bahwa kita bebas merealisasikan ide kapanpun tanpa batasan waktu, kita punya privileges lebih untuk mengenal dunia lebih cepat, kita bisa secara terbuka berkenalan dan mempunyai relasi baru sesama engineer yang ada di seluruh dunia. Hal yang paling penting kita secara leluasa untuk membantu banyak orang.
Ketika ditanya kenapa dirinya sangat aktif dalam membantu teman – teman, baik secara individu maupun kelompok (komunitas), ternyata berawal dari cuplikan hadits yang ada dibawah ini yang terus membuat dirinya terus membantu teman-temannya:
  1. “Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat.” (HR. Ar-Rabii’)
  2. “Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.” (HR. Muslim)
Saat ini kesibukan Isfa mengembangkan daeng.id (CV Daeng Indonesia) yang merupakan startup dalam dunia development, lalu mengatur sebuah fintech yang akan launch di Singapore-Indonesia, serta sebagai pioner Developer Google untuk perwakilan kampus dari Google.
Isfa berpesan untuk seluruh teman teman yang baru atau sedang mempelajari dunia permrograman "jangan patah semangat, terus berkarya, dan jangan pernah puas dengan apa yang sudah didapatkan saat ini. Ilmu berkembang dengan pesat, apalagi ilmu komputer, semakin hari semakin ada teknologi baru (framework baru, paradigma baru, atau apapun itu). Jangan mudah kenyang, tetaplah lapar dan haus akan ilmu".
Ada satu hal yang di pegang teguh oleh Isfa dari dulu hingga saat ini “Keterbatasan tidak menutup untuk meraih kesuksesan”, hal tersebut telah ia rasakan, dari yang awalnya ngoding di warnet hingga saat ini alhamdulillah sudah bisa membeli laptop MacBook dari hasil jerih paya sendiri, ini merupakan salah satu kebanggan dan keberhasilan yang telah ia raih.

Salam ngoding!, ujarnya.

Sumber : http://www.nurulfikri.ac.id/index.php/id/component/k2/item/1758-muh-isfhani-ghiyath-jangan-pernah-puas-dengan-apa-yang-telah-dicapai

Komentar

Postingan populer dari blog ini